💫 Oleh : Tim Bolodewe Traveler
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, sahabat Bolodewe Traveler!
Malam di Blora terasa berbeda pada awal Agustus 2025 ini. Di bawah langit yang temaram dan semilir angin pedesaan yang menenangkan, gemerincing gamelan berpadu dengan suara dalang yang lantang menggema di udara.
Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana menghadirkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di area eks Pasar Induk Blora. Sebuah sajian budaya yang bukan hanya menghibur, tapi juga menggetarkan hati dan sarat makna kehidupan keluarga.
Ribuan warga tumpah ruah sejak senja, berduyun-duyun membawa keluarga, anak-anak, dan orang tua, menanti kisah pewayangan yang memikat. Di setiap sorotan lampu blencong, terpancar rasa cinta yang mendalam terhadap seni warisan leluhur — seni yang mengajarkan kebijaksanaan, kesetiaan, dan makna hidup yang sejati.
🎟️ Wayang Kulit: Cermin Kehidupan dan Keluarga
Pagelaran ini digelar dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 — momentum penting untuk mengingatkan kita semua bahwa keluarga adalah tiang utama peradaban.
Kepala Dinas Dalduk dan KB Blora menyampaikan, bahwa wayang kulit bukan sekadar tontonan, tetapi tuntunan.
“Wayang adalah media budaya yang sarat nilai. Kami ingin menyampaikan pesan penting soal membangun keluarga sehat dan berkualitas melalui pertunjukan yang dekat dengan masyarakat,” ujarnya.
Melalui program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana), pemerintah menegaskan pentingnya keseimbangan dalam membangun keluarga — dari perencanaan kelahiran hingga pembinaan keharmonisan rumah tangga.
Nilai-nilai luhur dalam kisah pewayangan menjadi jembatan yang indah antara tradisi dan visi pembangunan manusia modern.
🕯️ Pesan Kehidupan dalam Sabetan Dalang
Dalam setiap sabetan dalang dan irama gamelan malam itu, terselip pesan moral mendalam: tentang tanggung jawab, kesetiaan, dan cinta keluarga.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Penggerakan Disdalduk KB Blora, Anton Suwoto, menegaskan pentingnya pengendalian penduduk dan pencegahan pernikahan dini.
“Pertumbuhan penduduk yang seimbang penting agar keluarga bisa sejahtera. Dua anak cukup bukan sekadar slogan, tapi langkah cerdas membangun masa depan,” katanya.
Ia juga mengingatkan generasi muda tentang usia ideal menikah — 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki, usia matang untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Nilai-nilai itu terasa begitu nyata di tengah alunan gending dan syair sinden, yang seolah menuturkan: hidup adalah keselarasan, seperti harmoni antara gong dan kendang.
👨👩👧👦 Seni yang Menghidupkan Kebersamaan
Tak hanya pertunjukan, malam itu juga diisi dengan penyuluhan keluarga berencana, layanan kesehatan, dan edukasi remaja.
Ribuan warga bertahan hingga pagi, larut dalam suasana yang hangat dan penuh makna.
Wayang kulit menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional mampu menjadi alat komunikasi yang efektif sekaligus pelestari budaya luhur Jawa.
Bagi masyarakat Blora, wayang bukan sekadar warisan nenek moyang — tapi identitas dan kebanggaan.
Ketika dalang menancapkan gunungan di awal pertunjukan, seakan seluruh doa dan harapan masyarakat Blora ikut berdiri tegak di tengah panggung kehidupan.
💖 Penutup dari Tim Bolodewe Traveler
Sahabat traveler, malam di Blora itu bukan hanya malam pertunjukan — tapi malam kebangkitan jiwa budaya.
Di antara cahaya blencong dan suara gamelan, kita diingatkan betapa seni wayang kulit adalah napas kehidupan masyarakat Jawa, tempat nilai-nilai keluarga, kebijaksanaan, dan cinta tanah air tumbuh subur dari generasi ke generasi.
Blora telah membuktikan, bahwa melestarikan budaya bukan sekadar menjaga masa lalu, tapi menanam masa depan dengan akar yang kuat.
Mari kita cintai seni, kita rawat budaya, dan kita jaga harmoni keluarga — karena dari keluarga yang berkualitas, lahir bangsa yang berkarakter. 🇮🇩🎭
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
✨ Salam budaya dan cinta tanah air dari kami, Tim Bolodewe Traveler.
0 comments:
Posting Komentar